Rangkaian kereta api khusus kelas bisnis di Pulau Jawa kini telah bertransformasi, dengan dihentikannya operasi Kereta Api (KA) Tegal Bahari dan Gumarang sejak 15 Juli 2025. Perubahan ini ditandai dengan penggantian kereta bisnis menjadi jenis Stainless Steel New Generation (SS NG), sehingga jalur KA di Pulau Jawa kini tanpa keberadaan kereta kelas bisnis yang sebelumnya ada, dan yang tersisa hanya ada di jalur Sumatera.
Ketika kita berbicara tentang kereta kelas bisnis, banyak dari kita yang akan mengalami nostalgia. Ingatkah Anda tentang kereta bisnis yang awalnya tidak dilengkapi dengan pendingin udara? Sebagai gantinya, kereta tersebut hanya memiliki kipas angin yang terpasang di atap. Bagi yang merasa panas, kaca jendela bagian atas bisa dibuka dengan cara memutar tuas, mirip dengan sistem pada mobil lawas. Meski jendela terbuka, tetap saja ada penumpang yang merokok, membuat suasana di dalam kereta tak jauh dari asap rokok.
Sejarah dan Kenangan Kereta Kelas Bisnis
Kereta kelas bisnis pada dasarnya dirancang untuk memberikan kenyamanan yang lebih baik dibandingkan kelas ekonomi, dengan kapasitas angkut 64 penumpang. Desain interiornya menampilkan kursi non-reclining yang bisa dibolak-balik sandarannya sesuai dengan arah laju kereta. Menariknya, kereta ini menawarkan leg-room yang cukup luas, dan pegas yang empuk menambah kenyamanan dalam perjalanan.
Meskipun pada masa itu rel kereta belum sebaik sekarang, kereta kelas bisnis mampu melaju dengan kecepatan optimal hingga 100 km/jam di area tertentu. Namun, seiring perkembangan zaman, pada tahun 2016, PT Kereta Api Indonesia (KAI) memutuskan untuk meremajakan rangkaian kereta angkatan lama. Mulai dari kereta eksekutif hingga ekonomi, semuanya didesain lebih elegan.
Transformasi dan Kereta Pengganti Kelas Bisnis
Kita tidak bisa melupakan beberapa kereta yang pernah melayani kelas bisnis. Contohnya adalah KA Ranggajati, yang memulai operasinya pada November 2016 dan kini telah bertransformasi menjadi kelas ekonomi generasi terbaru. Ada juga KA Fajar dan Senja Utama, yang tenggelam dalam sejarah sejak Agustus 2014 ketika KA Fajar dan Senja Utama Semarang berhenti beroperasi dan digantikan oleh KA Menoreh.
KA Mutiara Selatan pun layak disebut, awalnya hadir sebagai kereta eksekutif dan bisnis, tetapi kini menjadi kereta kelas eksekutif dan ekonomi premium. Mengingat sejarah panjang kereta ini, tak heran jika perjalanan nostalgia mendatangkan kenangan bagi banyak orang. Begitu juga dengan KA Parahyangan, yang dikenal melayani rute Bandung-Jakarta, seringkali dengan lokomotif BB301, menjadi favorit di masanya.
Sekian cerita tentang nama-nama kereta legendaris yang pernah menggunakan rangkaian kelas bisnis. Semua pengalaman dan kenangan yang ada merupakan bagian penting dari perjalanan kita sebagai penumpang. Saat ini, meski kelas bisnis sudah tidak ada lagi di Pulau Jawa, kenangan akan kereta tersebut masih dapat ditemukan lewat foto-foto dan cerita-cerita dari mereka yang pernah mengalaminya. Adakah dari Anda yang memiliki kenangan tersendiri tentang kereta kelas bisnis lainnya?