Keputusan pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, untuk menghindari penggunaan pesawat udara saat bepergian ke luar negeri merupakan langkah yang mencerminkan pertimbangan keamanan yang sangat tinggi. Selama ini, kereta api menjadi moda transportasi utamanya ketika melintasi wilayah China atau Rusia. Namun, dalam kondisi tertentu, terutama untuk perjalanan jauh yang tidak terjangkau dengan kereta, Kim terpaksa harus menggunakan pesawat.
Contohnya adalah saat pertemuan bersejarahnya dengan Presiden AS Donald Trump di Singapura pada tahun 2018. Itu menjadi momen penting karena merupakan penerbangan jarak jauh perdana Kim setelah menjadi pemimpin tertinggi Korea Utara.
Pesawat Kenegaraan Korea Utara dan Spesifikasinya
Pesawat yang digunakan Kim Jong Un adalah Ilyushin Il-62M, sebuah pesawat yang dirancang oleh industri penerbangan Uni Soviet. Meskipun tidak sepopuler pesawat-pesawat dari barat, pesawat ini memiliki prestise tersendiri. Terdapat dua pesawat khusus yang digunakan oleh Kim, yaitu “Changmae-1” dan “Changme-2.” Menariknya, beberapa komponen dan suku cadang pesawat ini kabarnya diperoleh dari maskapai Kuba, Cubana Airlines.
Ilyushin Il-62 terbang perdana pada 3 Januari 1963. Pesawat ini memiliki sejarah yang cukup menarik dan menjadi simbol kebanggaan Soviet saat bersaing dengan Amerika Serikat dalam era Perang Dingin. Ilyushin Il-62 menjadi salah satu pesaing utama Vickers VC10, yang dikenal karena desain unik empat mesinnya yang dipasang di bagian belakang pesawat.
Aspek Teknis dan Keunikan Desain Ilyushin Il-62
Pengembangan Ilyushin Il-62 dimulai pada Februari 1960 dan memakan waktu kurang dari tiga tahun hingga berhasil terbang. Pesawat ini menawarkan jangkauan yang mengesankan, mampu terbang sejauh 4.500 km saat membawa muatan penuh, dan hingga 6.700 km dengan sekitar 100 penumpang. Ini didukung oleh empat mesin jenis Kuznetsov NK-8-4, yang kemudian digantikan dengan mesin Soloviev D-30KU yang lebih senyap.
Salah satu aspek menarik dari Ilyushin Il-62 adalah peletakan mesin-mesin tersebut. Mesin-mesin ini diletakkan di bagian belakang pesawat, yang mirip dengan tata letak pada pesawat trijet. Namun, dalam hal ini, kedua mesin Ilyushin Il-62 terletak di kanan dan kiri bagian belakang, berbeda dari konvensi di mana satu mesin biasanya dipasang pada horizontal stabilizer.
Dari segi desain, peletakan mesin di belakang badan pesawat ini sebenarnya bukanlah inovasi baru. Meskipun De Havilland Comet sudah lebih dulu menerapkan konsep ini, keunikan dari Ilyushin terletak pada kombinasi desain retro dan teknologi modern.
Dalam konteks keseluruhan, pemilihan moda transportasi Kim Jong Un tidak hanya terkait dengan kenyamanan atau jangkauan, tetapi juga merupakan cerminan dari kebijakan dan strategi keamanan nasional. Sementara kereta api mungkin dianggap lebih terjamin dalam hal keamanan, pesawat seperti Ilyushin Il-62 tetap menjadi simbol prestise dan kekuatan, meski dalam kasus tertentu, penggunaannya harus sangat dibatasi.