Amerika Serikat merupakan pasar terpenting bagi produsen pesawat Brasil, dengan kontribusi penjualannya mencapai 45% dari total ekspor jet komersial dan turboprop. Di tengah ketegangan perdagangan global, ancaman tarif 50% yang diusulkan oleh mantan Presiden AS, Donald Trump, dapat menjadi tantangan besar bagi industri penerbangan Brasil. Embraer, sebagai salah satu perusahaan terkemuka dalam produksi pesawat, mengisyaratkan bahwa langkah ini dapat menyebabkan ketidakmampuan untuk mengekspor pesawat secara efektif.
Dengan ancaman tarif tersebut, Embraer khawatir terhadap dampak jangka panjang yang akan ditimbulkan. Tarik ulur kebijakan perdagangan ini menciptakan ketidakpastian di industri yang sudah terpengaruh oleh krisis akibat pandemi COVID-19. Selain itu, laju tarif yang tidak menentu membuat para pelaku di Wall Street meragukan stabilitas pasar. Hal ini sangat berisiko bagi perusahaan-perusahaan yang bergantung pada tambang manis di pasar AS.
Sejarah dan Dampak Tarif Terhadap Industri Penerbangan
Dari perspektif ekonomi, pengenaan tarif seperti ini berpotensi menyebabkan penurunan pendapatan yang signifikan. Embraer telah memperkirakan bahwa tarif ini bisa menambah sekitar $9 juta USD pada harga setiap Embraer Regional Jet (ERJ) yang dikirimkan. Dengan lebih dari 3.000 pengiriman yang diharapkan dalam dua dekade mendatang, total beban tarif dapat mencapai $3,6 miliar pada tahun 2030. Hal ini jelas menambah tekanan pada produsen yang sudah terpengaruh oleh ancaman pasar yang berfluktuasi.
Banyak maskapai di AS, yang sangat mengandalkan pesawat ERJ-135/145 dan E170/175, bisa menghadapi kesulitan besar jika tarif benar-benar diterapkan. Contoh nyata, Republic Airways yang dikenal sebagai armada Embraer terbesar, harus mencari alternatif untuk menjaga kelancaran operasionalnya. Penelitian menunjukkan bahwa pengenaan tarif dapat memicu lonjakan biaya operasional, yang pada gilirannya akan mempengaruhi tarif tiket dan pilihan pelanggan.
Strategi Mitigasi dan Masa Depan Industri
Menanggapi situasi ini, Embraer perlu mengembangkan strategi yang lebih adaptif. Salah satu langkah yang bisa diambil adalah mencari pasar baru di luar AS untuk mendiversifikasi pendapatannya. Pendekatan seperti ini memungkinkan perusahaan mengurangi ketergantungan pada satu pasar tunggal yang rentan terhadap perubahan regulasi.
Sebagai tambahan, perusahaan juga harus aktif dalam lobi penerbangan dan perdagangan untuk meminimalkan dampak dari tarif yang diusulkan. Bekerjasama dengan asosiasi penerbangan dan stakeholder lainnya mungkin bisa membantu dalam meredakan ketegangan dan mencari solusi industri yang saling menguntungkan. Intinya, keberlanjutan industri penerbangan tergantung pada kemampuan semua pihak untuk berkolaborasi dan beradaptasi dengan tantangan yang ada.
Dalam konteks yang lebih luas, efek dari tarif ini tidak hanya akan mempengaruhi angka pada laporan keuangan perusahaan tetapi juga dapat berdampak pada konektivitas transportasi di seluruh negeri. Transportasi udara memungkinkan masyarakat untuk terhubung, baik secara bisnis maupun sosial, sehingga sangat penting untuk menjaga momentum pertumbuhan dalam sektor ini.