Sudah merasakan naik Kereta Rel Listrik (KRL) di jalur Citayam – Nambo? Jalur di Bogor ini kini sudah memiliki beberapa kereta yang aktif melintas. Dengan dibukanya Stasiun Pondok Rajek pada 19 Oktober 2024, jumlah penumpang yang menggunakan KRL untuk bepergian ke dan dari kawasan Jabodetabek semakin meningkat.
Meski demikian, Stasiun Nambo ternyata masih cenderung sepi dibandingkan dengan stasiun lainnya di jalur yang sama, seperti Stasiun Pondok Rajek dan Stasiun Cibinong. Penumpang yang berangkat dari Stasiun Nambo belum mampu memenuhi target yang diharapkan, menimbulkan berbagai pertanyaan tentang potensi stasiun ini.
Keberadaan Stasiun Nambo: Pembangunan dan Sejarahnya
Stasiun Nambo dibangun pada tahun 1990 dan awalnya difungsikan sebagai stasiun pengangkut barang. Baru pada 1 April 2015, PT KAI Commuter Jabodetabek mengoperasikan kembali Stasiun Nambo sebagai bagian dari rute Commuter Line Jakarta Kota-Bogor. Jalur ini dulunya direncanakan untuk dihubungkan sampai ke Cikarang, tetapi pembangunan terhenti akibat krisis ekonomi 1997 yang melanda Indonesia. Hal ini membuat jalur yang seharusnya berkembang, hingga kini masih belum terwujud.
Menariknya, Stasiun Nambo juga memiliki julukan menarik yang merujuk pada salah satu episode dari film kartun terkenal, Spongebob Squarepants. Di situ, karakter Spongebob dan Patrick terjebak di tempat yang disebut Rock Bottom, yang menciptakan suasana suram dan terisolasi. Hal ini paralel dengan kondisi Stasiun Nambo yang terletak di ujung timur jalur kereta, memberikan kesan terasing dibandingkan stasiun lainnya.
Nama ‘Nambo’ dan Asal Usulnya
Nama ‘Nambo’ memiliki asal usul yang menarik, mirip dengan tempat di wilayah Jawa Barat. Di kawasan Bandung, terdapat desa bernama Cinambo yang sudah ada sejak zaman kolonial. Menurut penelitian, nama tersebut dapat ditelusuri dari kata Cai Numbu yang berarti ‘air nyambung’. Ini relevan dengan fakta bahwa wilayah Nambo dikelilingi oleh empat sungai besar: Cilutung, Ciburuy, Cipager, dan Ciwaru, di mana tiga di antaranya bermuara ke sungai Cilutung. Hal ini bisa jadi mencerminkan kesatuan air di sekitar desa tersebut.
Selain itu, ada pula teori yang menyebutkan bahwa kemungkinan nama Cinambo berasal dari kata Cinambeu, yang berarti ‘air menggenang’. Dengan melihat konteks tersebut, bisa jadi lingkungan di sekitar Nambo memiliki keunikan tersendiri dengan banyaknya aliran sungai, meskipun istilah ‘cai’ tidak diadopsi dalam nama Nambo.
Jalur Stasiun Nambo Punya Pemandangan Yang Manjakan Mata
Jalur yang melintas di Stasiun Nambo menyajikan pemandangan yang menawan, memberikan pengalaman unik bagi penumpang. Keindahan alam sekitar dapat menjadi salah satu daya tarik, yang bisa membantu meningkatkan minat masyarakat untuk menggunakan KRL dari stasiun ini. Dalam konteks transportasi publik, penting untuk mengeksplorasi setiap potensi yang dimiliki, baik dari segi struktur fisik stasiun maupun keunikan budaya lokal.