Sebagai wilayah persilangan yang memiliki banyak rute bus Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) dan Antar Kota Antar Provinsi (AKAP), Kabupaten Banyumas memiliki potensi penumpang yang tinggi. Hal ini mendorong terus berkembangnya moda transportasi di Banyumas.
Pengembangan ini terlihat jelas dari upaya Dinas Perhubungan (Dishub) Banyumas yang merencanakan layanan bus Buy The Service (BTS) Trans Banyumas. Rencananya, mereka akan membuka koridor baru yang mengarah ke Kawasan Banyumas Kota Lama pada awal tahun 2026.
Rencana Pengembangan Transportasi di Banyumas
Menurut Kepala Dishub Kabupaten Banyumas, Agus Sriyono, pada tahun 2026 diharapkan akan ada pengembangan layanan Trans Banyumas dengan koridor baru menuju Kecamatan Banyumas. Saat ini, layanan yang tersedia sudah mencakup lima koridor, namun hanya dua di antaranya, yaitu Koridor 1 (K1BM) dan Koridor 2 (K2), yang melayani kawasan pinggiran kota.
Koridor K1BM melayani rute dari Pasar Pon menuju Terminal Ajibarang, sementara K2 menghubungkan Terminal Notog dengan Terminal Baturraden. Dengan adanya layanan ini, penumpang dari berbagai wilayah pinggiran dapat lebih mudah mencapai pusat Kota Purwokerto.
Pentingnya Jaringan Transportasi dalam Mendukung Mobilitas
Banyumas memiliki banyak tempat aktivitas masyarakat, seperti sekolah, rumah sakit, dan destinasi wisata di Banyumas Kota Lama. Oleh karena itu, keberadaan sistem transportasi yang baik sangat diperlukan untuk mendukung mobilitas warga menuju pusat kota. Agus menegaskan bahwa pengembangan koridor baru ini bertujuan untuk memberikan alternatif transportasi yang lebih efisien dibandingkan kendaraan pribadi, terutama untuk jarak tempuh sekitar 22 km tersebut.
Koridor baru ini direncanakan akan memanfaatkan sebagian armada dari Koridor 3A (dari Terminal Bulupitu–Terminal Kebondalem) dan Koridor 3B (dari Terminal Bulupitu–Terminal Kebondalem dengan arah berlawanan). Dengan pengembangan ini, diharapkan layanan transportasi di daerah perkotaan akan semakin maksimal, mengingat jarak tempuhnya cukup dekat.
Agus menambahkan, “Kami berharap pada tahun 2026 kita bisa menambah satu koridor baru ke arah Banyumas.” Rute baru dari Terminal Bulupitu menuju Banyumas Kota Lama tersebut akan melewati RSUD Prof Dr Margono Sokarjo, Simpang Sangkalputung Sokaraja, Pekaja, dan Kalibagor.
Upaya peningkatan dalam pengelolaan dan manajemen transportasi sangat diperhatikan. Saat ini, load factor atau rasio antara kapasitas yang dipakai dengan total kapasitas sudah mencatatkan angka di atas 50 persen. Meskipun demikian, masih ada upaya yang dilakukan untuk meningkatkan load factor, terutama dengan pengembangan koridor baru ke pinggiran Kota Purwokerto.
Rata-rata jumlah penumpang Trans Banyumas saat ini mencapai sekitar 6.000 penumpang per hari. Dengan adanya pengembangan koridor baru ini, diharapkan angka tersebut dapat meningkat secara signifikan.
Untuk memberikan kemudahan kepada para pengguna, Trans Banyumas bersama dengan Bank Indonesia juga telah meluncurkan sistem pembayaran digital terbaru, yaitu QRIS Tanpa Pindai (QRIS Tap). Teknologi ini memanfaatkan Near Field Communication (NFC) untuk mempermudah transaksi.
Dari segi load factor masing-masing koridor, Direktur Utama PT Banyumas Raya Transportasi, Ipoeng Martha Marsikun, menyebutkan bahwa load factor untuk Koridor K2 saat ini telah mencapai 95 persen. Sementara itu, K1BM berkisar antara 60 hingga 70 persen, dan K3A serta K3B berkisar 40 hingga 50 persen.
Kemudian, beberapa warga Banyumas juga telah mulai mendaftarkan untuk mendapatkan kartu tarif khusus di Kantor Trans Banyumas, baik pelajar maupun lansia. Tarif bus BTS Trans Banyumas ditetapkan sebesar Rp3.900 untuk penumpang umum, sedangkan bagi pelajar, lansia, dan penyandang disabilitas sebesar Rp2.000.
Mengenal Tradisi “Plesiran” Saat Warga Banyumas Berwisata, Hanya Gunakan Kereta Api di Jalur SDS