Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memiliki rencana untuk menghidupkan kembali rute-rute bus Transjakarta di kawasan Pelabuhan Tanjung Priok. Inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan aksesibilitas dan mengurangi ketergantungan pada kendaraan pribadi di sekitar pelabuhan.
Direktur Prasarana Integrasi Transportasi Antarmoda Kemenhub, Sigit Irwansyah, menyebutkan bahwa ada kebutuhan mendesak untuk mendorong layanan bus Transjakarta agar dapat terintegrasi secara lebih reguler di Pelabuhan Tanjung Priok. Hal ini sangat penting mengingat sebelumnya, layanan ini hanya beroperasi bersifat situasional, sesuai permintaan tertentu.
Pentingnya Layanan Bus untuk Aksesibilitas Pelabuhan
Keberadaan bus Transjakarta di Pelabuhan Tanjung Priok tidak hanya penting untuk aksesibilitas, tetapi juga berpotensi mengurangi kemacetan yang tiap tahun semakin parah di Jakarta. Sigit mencatat bahwa sebelumnya, layanan ini memang pernah dioperasikan, tetapi dengan cara yang terbatas. Saat ini, Kemenhub sedang dalam tahap diskusi awal untuk mengoptimalkan kembali rute tersebut.
Data menunjukkan, kendaraan yang masuk dan keluar dari pelabuhan bisa mencapai sekitar 2.000 kendaraan pribadi setiap harinya, plus tambahan sepeda motor yang mencapai 6.000 unit. Angka ini cukup signifikan dan menunjukkan bahwa ada kebutuhan transportasi umum yang lebih baik untuk mengakomodasi traffic tersebut.
Strategi untuk Mengurangi Kemacetan di Jakarta
Sigit juga menambahkan bahwa menjadikan layanan bus ini sebagai opsi reguler bisa menawarkan berbagai keuntungan. Tidak hanya bagi penumpang yang bekerja di pelabuhan, tetapi juga bagi seluruh pengguna jalan. Dengan lebih banyak orang beralih menggunakan transportasi umum daripada kendaraan pribadi, diharapkan kemacetan yang kerap terjadi dapat berkurang.
Selain itu, sejumlah pemangku kepentingan di Pelabuhan Tanjung Priok, seperti Bea Cukai dan Pelindo, dilaporkan telah siap mendukung inisiatif ini. Ini menunjukkan bahwa kolaborasi antara berbagai pihak adalah kunci dalam mewujudkan integrasi transportasi yang lebih efektif.
Secara keseluruhan, langkah ini mencerminkan upaya Kemenhub untuk menghadapi berbagai tantangan yang ada dalam sektor transportasi. Dengan menyoroti pentingnya perubahan perilaku pengguna jalan dan penguatan infrastruktur transportasi umum, diharapkan Jakarta bisa menjadi kota yang lebih ramah dan terintegrasi.
Melihat dari potensi yang ada, kita perlu mendorong masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam menggunakan transportasi umum. Mengingat biaya logistik yang tinggi dan dominasi transportasi berbasis jalan, ini adalah langkah strategis yang harus dilakukan untuk menciptakan sistem transportasi yang lebih berkelanjutan.