Dari namanya saja, masyarakat tentu tahu dengan kereta api yang satu ini. Menjelajah jalur di bumi Parahyangan yang menghubungkan Jakarta-Bandung, kereta api ini sangat melekat di hati masyarakat. 54 tahun sudah kereta api ini dengan setia menemani penumpang selama perjalanan yang mengantarkan segudang kisah yang tentu tak pernah dilupakan.
Ya, sang legenda kereta ini yang pertama kali dioperasikan pada 31 Juli 1971 adalah kereta api pertama yang menjelajah jalur Jakarta-Bandung melewati puluhan jembatan dan menyeberangi bukit di kawasan Jawa Barat. Sampai saat ini, kereta ini tergolong dalam rangkaian kereta api tertua di Indonesia. Kereta ini lebih sering disebut sebagai kereta Parahyangan daripada nama resminya.
Sejarah Awal Kereta Api Parahyangan
Pada awal beroperasi, kereta menggunakan lokomotif BB201 dengan 14 kereta dalam satu rangkaian. Rangkaian berangkat dan berhenti dari Stasiun Gambir ke Stasiun Bandung Kota. Keberadaan kereta ini langsung menjadi moda transportasi favorit masyarakat, khususnya para pekerja, pedagang, dan mahasiswa yang memiliki aktivitas di Jakarta dan Bandung.
Sebelum dioperasikannya kereta ini, masyarakat pergi ke Bandung lewat jalur darat hanya bisa melalui Pantai Utara Jawa (Bekasi-Karawang-Purwakarta-Bandung) dan Puncak (Bogor-Cianjur-Bandung). Tentu, jalur tersebut memakan waktu tempuh lebih lama. Maka, pada 31 Juli 1971, pemerintah merilis kereta ini sebagai salah satu moda transportasi yang dibuat pemerintah lewat Perusahaan Negara Kereta Api sebagai solusi yang menghubungkan Jakarta dengan Bandung.
Perkembangan dan Inovasi Layanan Kereta Api
Tak hanya itu, seiring perkembangan kereta ini, rutenya bisa ditempuh dalam waktu sekitar 2,5 jam. Eksistensi kereta ini berkelas K2 atau bisnis, dan dinilai memberikan banyak manfaat bagi masyarakat. Moda transportasi ini cukup dipercaya, sebab merupakan moda tercepat pada masa lalu yang mengaitkan kota Bandung dengan Ibu Kota Jakarta. Menjelang akhir tahun 70-an, ragam gerbong K1 atau eksekutif mulai digabungkan dengan rangkaian kereta ini dan secara rutin dibawa di era 80-an.
Pada era 1990-an, kereta ini kembali merasakan masa keemasan meskipun pengelola yang saat itu berubah nama menjadi Perusahaan Umum Kereta Api (Perumka) meluncurkan layanan baru. Kereta tersebut merupakan layanan kereta api argo pertama yang mulai beroperasi pada 31 Juli 1995.
Pada April 2010, layanan kereta ini resmi dihentikan akibat semakin aktifnya perjalanan Jakarta-Bandung via tol Cikampek-Purwakarta-Padalarang. Keputusan tersebut menuai kritik dan kekecewaan dari pelanggan. Namun, dalam prosesnya, layanan kereta ini kembali dijalankan dengan nama baru, yaitu gabungan dari dua layanan sebelumnya.
Seiring perkembangan zaman, kereta ini terus diminati masyarakat. 15 tahun berlalu, layanan sebelumnya berhenti melayani. Hingga pada perubahan Grafik Perjalanan Kereta Api (Gapeka) 2025, nama kereta ini kembali mencuat. Dengan dua eksistensi kelas eksekutif dan ekonomi premium, kereta ini tetap ada di hati masyarakat yang setia mengantarkan hingga ke tujuan. Untuk tarif tiket yang berlaku, pada kelas eksekutif ditetapkan sebesar Rp200.000 sampai dengan Rp250.000 per perjalanan, sementara tarif kelas ekonomi adalah Rp150.000.