Bandung menjadi salah satu kota tujuan berlibur masyarakat Jakarta. Selain banyak tempat wisata, udara dingin yang masih alami pun bisa menjadi hal menyegarkan setelah setiap hari berkutat dengan polusi udara.
Tiba di ibu kota provinsi Jawa Barat ini, banyak moda transportasi yang bisa digunakan masyarakat selain mobil pribadi. Pelancong bisa menggunakan kereta api yang turun di Stasiun Bandung dan Stasiun Kiaracondong.
Transportasi Menghubungkan Kota
Sedangkan dengan bus bisa turun di Terminal Leuwipanjang. Terminal ini merupakan terminal penumpang tipe A yang terletak di Jalan Soekarno Hatta No. 205, Kelurahan Situsaeur, Kecamatan Bojongloa Kidul, Kota Bandung, Jawa Barat. Menjadi pintu masuk ke Kota Bandung dari arah barat, Terminal Leuwipanjang adalah salah satu terminal induk di Kota Kembang ini. Dengan luas sekitar 4,5 hektar, terminal ini memiliki 19 shelter pemberangkatan yang mampu menampung sekitar 100 bus dalam kondisi statis.
Dalam kondisi dinamis atau bergerak, Terminal Leuwipanjang bisa menampung antara 500 hingga 600 bus selama 24 jam. Layanan yang disediakan tidak hanya mencakup antarkota antarprovinsi (AKAP), tetapi juga melayani transportasi angkutan kota dan bus kota. Dengan begitu, pelancong dapat dengan mudah berpindah dari satu tempat ke tempat lain di kota maupun luar kota.
Sejarah dan Modernisasi yang Berlanjut
Untuk bus AKAP sendiri, Terminal Leuwipanjang memiliki rute ke Priangan Barat, Jabodetabek, Serang (Banten), dan Pulau Sumatera. Dibangun tahun 1994, terminal ini mulai beroperasi dua tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1996. Terminal ini dibangun untuk menggantikan fungsi Terminal Kebon Kalapa, yang saat ini dijadikan sebagai pusat perbelanjaan di Bandung, yakni ITC Kebon Kalapa. Meskipun demikian, area sekitar ITC Kebon Kalapa masih sering dianggap sebagai terminal untuk berbagai trayek angkot Kota Bandung.
Pada tahun 2019, upaya untuk memodernisasi terminal bus tipe A di sembilan kota dilakukan, termasuk Terminal Leuwipanjang di Kota Bandung. Dalam proses ini, terjadi serah terima pengelolaan dari Dinas Perhubungan Kota Bandung kepada Kementerian Perhubungan. Proses konstruksi dimulai pada awal tahun 2020 dengan anggaran sebesar 80 miliar dan ditargetkan selesai pada awal 2022. Terminal Leuwipanjang direncanakan menjadi terminal modern yang menerapkan sistem informasi digital dalam pengelolaan armada yang terintegrasi, mirip dengan sistem yang ada di bandara.
Bangunan utama terminal ini terletak di sisi timur terminal. Area terminal terbagi menjadi dua, yakni area utara untuk bus antarkota dan area selatan bagi bus kota serta angkot. Dengan adanya pemisahan ini, diharapkan akan terwujud sistem operasi yang lebih efisien dan teratur.