Jenis kelas Kereta Api (KA) di wilayah Jawa memang beragam. Mulai dari kelas ekonomi dengan tarif subsidi, ekonomi premium, eksekutif, bahkan hingga kelas kereta wisata. Meski rangkaian KA kelas bisnis sudah pensiun, namun tak menyulitkan rangkaian lainnya untuk mengantarkan penumpang ke berbagai destinasi menarik di wilayah Jawa tersebut.
Hal menarik hingga kini pada kereta api yang melintas di wilayah Sumatera adalah memang dari segi jumlah rangkaian kereta api tak sebanyak dengan jalur di wilayah Jawa. Maka dari itu, ternyata masih tersedianya rangkaian kelas bisnis yang setia mengantarkan penumpang ke berbagai kota di Sumatera. Untuk rangkaian kelas bisnis yang masih beroperasi hingga saat ini berada di wilayah Divisi Regional (Divre) I Medan, Sumatera Utara dan Divre III Palembang, Sumatera Selatan.
Ketersediaan Kelas Bisnis di Sumatera
Saat ini, kereta kelas Bisnis masih melayani penumpang melalui KA Sribilah Utama (Medan–Rantau Prapat PP) yang dioperasikan di Divre I Medan dan KA Sindang Marga (Kertapati–Lubuk Linggau PP) di Divre III Palembang. Layanan ini menjadi alternatif perjalanan yang nyaman bagi masyarakat Sumatera.
Vice President Public Relations KAI, Anne Purba, mengungkapkan bahwa kelas bisnis selama ini masih dipertahankan di Pulau Sumatera khususnya Divre I Medan. “Meski kereta kelas bisnis sudah tidak lagi beroperasi di Pulau Jawa, layanan ini tetap dipertahankan di Pulau Sumatera,” jelasnya. Data ini menunjukkan betapa pentingnya kelas bisnis bagi masyarakat lokal yang tetap membutuhkan moda transportasi yang nyaman dan efisien.
Tarif dan Kemudahan Perjalanan
Rangkaian KA Sribilah Utama yang masih memiliki hanya 1 kelas bisnis dengan harga tiket mulai dari Rp85.000 hingga Rp120.000. Sedangkan rangkaian KA Sindang Marga memiliki 4 kereta kelas bisnis dengan tarif tiket mulai dari Rp130.000 hingga Rp170.000. Tarif yang bersaing tersebut memberikan pilihan bagi penumpang untuk mendapatkan kenyamanan saat bepergian.
Lebih lanjut, meskipun rangkaian kelas bisnis yang dipensiunkan, masih ada peluang untuk pengoperasian kembali. KAI berencana untuk membuka peluang kereta kelas Bisnis di Jawa pada perjalanan fakultatif, seperti saat momen libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) maupun Lebaran. Di dalam hal ini, relevansi kelas bisnis kembali diperkuat, terutama di saat-saat tertentu saat permintaan layanan meningkat.
KAI pun terus berupaya untuk melakukan pembaruan armada. Dengan memproduksi rangkaian terbaru buatan PT Industri Kereta Api (INKA), perusahaan berusaha untuk meremajakan armada yang ada guna meningkatkan kualitas layanan. Rangkaian New Generation membawa berbagai peningkatan signifikan, termasuk bodi stainless steel yang tahan karat, kursi ergonomis dengan ruang kaki lebih lega, serta sistem informasi penumpang (Passenger Information Display System/PIDS) yang menampilkan informasi perjalanan secara real-time.
Pintu elektrik otomatis yang dilengkapi dengan peredam suara juga memberikan tambahan kenyamanan bagi penumpang. Dengan alokasi dana sebesar Rp14,87 triliun untuk pengadaan sarana perkeretaapian, termasuk Rp5,5 triliun untuk 612 unit kereta Stainless Steel New Generation yang diharapkan rampung pada periode 2023–2026, KAI menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan kualitas transportasi kereta api di Indonesia.
Hingga 11 Juli 2025, KAI telah menerima dan mengoperasikan 31 rangkaian atau setara 336 unit kereta baru di berbagai layanan di Pulau Jawa. Hal ini tentu memperkuat ekspektasi positif masyarakat terhadap pelayanan transportasi massal berbasis rel yang diharapkan terus berkembang ke depannya.