Stasiun Cikini, berlokasi strategis dekat pusat Jakarta, adalah salah satu stasiun yang paling ramai dikunjungi oleh masyarakat dari seluruh Jabodetabek. Setiap harinya, stasiun ini dipadati penumpang mulai dari pagi hingga malam. Selain kemudahan akses, Stasiun Cikini juga menyimpan sejarah yang kaya dari era kolonial Belanda, serta mitos-mitos menarik yang membuatnya semakin menarik bagi masyarakat.
Didirikan pada tahun 1926, Stasiun Cikini memiliki sejarah panjang yang menyimpan cerita menarik. Sebagai pengganti stasiun kereta api Dierentuin, stasiun ini awalnya dibangun oleh Staatsspoorwegen (SS) dengan dua halte kecil di Gondangdia dan Menteng. Penamaan Tji Kini pada saat peresmiannya menjadi titik awal bagi perjalanan panjang stasiun ini.
Sejarah dan Transformasi Stasiun Cikini
Pembangunan Stasiun Cikini pada tahun 1926 tidak terlepas dari kebutuhan masyarakat yang hendak mengunjungi kebun binatang di dekatnya, yang kini berubah menjadi Taman Ismail Marzuki. Menariknya, jalur trem pun pernah melintasi kawasan ini, menambah kenyamanan transportasi bagi penduduk setempat. Trem yang beroperasi di Jalan Cikini Raya menciptakan konektivitas dengan daerah sekitar, namun lambat laun keberadaannya pun tiada lagi.
Perkembangan Stasiun Cikini juga diiringi dengan penutupan beberapa halte terdekat seperti Halte Kebun Binatang, yang dinilai kurang efisien. Begitu pula Halte Pegangsaan yang harus dirobohkan untuk pembangunan jalur kereta api layang. Keputusan-keputusan ini menandakan adanya penyesuaian dan adaptasi sesuai dengan kebutuhan transportasi yang berkembang di Jakarta.
Sisi Mistis Stasiun Cikini
Selain dari sisi historis, Stasiun Cikini juga dikenal dengan cerita-cerita mistis yang sering beredar di kalangan masyarakat. Berbagai penampakan dan kisah kereta hantu menjadi topik hangat, terutama di media sosial. Salah satu cerita yang paling dikenal adalah tentang penampakan wanita gaib yang tewas dalam kecelakaan, yang menarik perhatian banyak orang.
Kisah mistis ini menjadi viral pada tahun 2008, di mana banyak saksi yang mengaku melihat kereta larut malam beroperasi saat sebenarnya jadwal kereta telah berakhir. Cerita ini menambah nuansa misterius dan mengundang rasa ingin tahu bagi para pengunjung stasiun ini. Meskipun mungkin ada yang meragukannya, fenomena ini menunjukkan bagaimana Stasiun Cikini memiliki daya tarik di luar fungsi transportasinya.
Hingga kini, Stasiun Cikini tetap menjadi salah satu stasiun utama di Jakarta, melayani berbagai moda transportasi dari KRL hingga bus. Dengan pelayanan yang terus ditingkatkan serta keberadaan transportasi publik lain yang mendukung, stasiun ini berfungsi sebagai salah satu pusat pelayaran yang penting bagi masyarakat, baik untuk aktivitas harian maupun wisata.