Bukan hanya Bali yang menjadi tujuan kapal pesiar internasional, tetapi pelabuhan di Sumatera Utara juga mulai menarik perhatian. Baru-baru ini, kunjungan kapal pesiar mewah ke Pelabuhan Kuala Tanjung menjadi bukti nyata bahwa Indonesia siap bertransformasi menjadi hub wisata bahari di Asia.
Pelindo, sebagai pengelola pelabuhan, berhasil mendatangkan MV Star Voyager, kapal pesiar berbendera Bahamas yang memiliki panjang 261 meter dan lebar 32 meter. Kapal ini bersandar di dermaga pada tanggal 29 Mei 2025, menandai era baru untuk industri pariwisata maritim Indonesia.
Dukungan Infrastruktur untuk Pariwisata Maritim
Pelindo tidak hanya fokus pada kedatangan kapal, tetapi juga berkomitmen untuk memberikan fasilitas terbaik bagi wisatawan. Ruang tunggu di Pelabuhan Kuala Tanjung dilengkapi dengan toilet bersih, tempat ibadah, dan money changer, sehingga kunjungan menjadi lebih nyaman.
Kegiatan promosi budaya setempat juga tidak dilewatkan. Pelancong yang datang dapat menikmati tarian dan musik daerah, serta melihat pameran kerajinan tangan dan makanan dari UMKM lokal. Ini adalah langkah strategis untuk memperkenalkan kekayaan budaya Sumatera Utara kepada dunia dan menciptakan koneksi emosional antara wisatawan dan daerah yang mereka kunjungi.
Strategi Pengembangan Pariwisata Bahari
Pihak Pelindo terus menjajaki potensi kerja sama dan pengembangan lebih jauh demi meningkatkan pariwisata kapal pesiar di Indonesia. Kolaborasi ini sejalan dengan kebijakan pemerintah yang memberikan kemudahan dalam operasional kapal wisata. Hal ini ditujukan untuk mendukung pertumbuhan industri pariwisata maritim yang berkualitas.
Wakil Bupati Batubara, Syafrizal, menegaskan pentingnya pelayanan optimal bagi kapal pesiar yang memasuki perairan Indonesia. Komitmen ini meliputi pelonggaran regulasi yang diperlukan agar industri pariwisata dapat berkembang dengan baik. Diharapkan, keberhasilan ini mendorong lebih banyak kapal pesiar untuk mengunjungi pelabuhan-pelabuhan di Indonesia, sehingga meningkatkan pertumbuhan ekonomi lokal.
Star Voyager direncanakan melakukan lima perjalanan, dengan rute pergi-pulang ke Malaysia dan Singapura. Pengalaman pertama penumpang seperti Aisyah, seorang wisatawan asal Malaysia, menunjukkan antusiasme yang positif terhadap pelayanan yang diberikan.
“Saya sangat terkesan dengan fasilitas di Pelabuhan Kuala Tanjung dan akan merekomendasikan kepada teman-teman dan keluarga,” ungkapnya. Komentar ini mencerminkan harapan bahwa keberhasilan layanan ini dapat terus berkelanjutan.
Dengan langkah yang tepat dan dukungan dari berbagai pihak, terdapat harapan besar bagi masa depan wisata maritim di Indonesia. Masyarakat, pemerintah, dan pelaku industri pariwisata diharapkan dapat bekerja sama untuk menjadikan negara ini salah satu destinasi utama dunia untuk kapal pesiar.