Selama beberapa waktu terakhir, Mario Salcedo menjadi sorotan karena dijuluki “pria paling bahagia di dunia”. Seiring dengan gaya hidup uniknya yang telah menghabiskan lebih dari 20 tahun di atas kapal pesiar, Mario berhasil menarik perhatian banyak orang dengan kebebasannya menjelajahi dunia.
Seperti yang diketahui, Mario lahir di Kuba pada tahun 1950 dan pindah ke Florida bersama keluarganya. Sebelum memulai hidup di laut, ia bekerja di sektor keuangan, yang memberinya pengalaman dan sumber daya untuk mewujudkan mimpinya. Keputusan besar untuk meninggalkan kehidupan konvensionalnya di tahun 2000 menjadi titik balik dalam hidupnya.
Kehidupan di Atas Kapal Pesiar
Mario terpesona dengan kehidupan di laut, yang menawarkan kebebasan dan fleksibilitas. Ia tidak hanya bisa menikmati keindahan alam, tetapi juga bertemu berbagai orang dari budaya yang berbeda. Kehidupan di dalam kapal pesiar memberikannya pengalaman yang tak tertandingi sedari pengalaman kuliner hingga aktivitas seru lainnya.
Berdasarkan informasi yang ada, Mario menjadi penumpang setia di kapal pesiar selama bertahun-tahun. Ia mengembangkan strategi keuangan yang cerdas yang memungkinkannya untuk terus tinggal di kapal. Di antarananya termasuk mengatur investasi dan pengelolaan anggaran yang bertujuan untuk memaksimalkan pengalaman hidupnya di laut.
Biaya Hidup yang Terjangkau
Mario mengungkapkan bahwa dia menghabiskan sekitar $101.000 atau sekitar Rp 1,65 miliar untuk pelayaran setahun. Selama di atas kapal, ia tetap bekerja dengan waktu sekitar lima jam sehari, sementara waktu sisanya diisi dengan bersenang-senang di berbagai fasilitas kapal.
“Biaya rata-rata untuk tinggal di panti jompo di AS per tahun adalah $100.380. Anda bisa menilai bahwa tinggal di kabin interior lebih murah dibandingkan biaya di panti jompo,” ungkap Mario. Ini menunjukkan bahwa ia memiliki pandangan yang jeli dalam mengelola keuangannya.
Selain itu, aktivitas sehari-harinya di kapal sangat beragam. Dari kolam renang hingga pusat kebugaran dan hiburan malam, kehidupan Mario di atas kapal tidak pernah membosankan. Ia memanfaatkan waktu luangnya untuk membaca, menulis, dan berinteraksi dengan penumpang serta kru lain. “Semua kapten mengenal saya,” tuturnya, menunjukkan kedekatannya dengan komunitas di kapal.
Namun di balik kebahagiaannya, Mario juga menghadapi tantangan. Ia mengidap Mal de debarquement Syndrome—gangguan neurologis langka yang membuatnya merasa seolah terus-menerus bergerak meski sudah berada di darat. Sensasi ini kerap kali membuatnya merasa goyang seperti saat di atas kapal, sehingga memengaruhi kemampuannya berjalan.
“Saya kehilangan keseimbangan di darat. Terlalu sering bergerak sehingga saya tidak bisa berjalan lurus,” ungkap Mario dengan jujur. Meskipun mengalami masalah kesehatan ini, Mario menegaskan bahwa ia tidak akan berhenti menjalani kehidupan di kapal pesiar.