Tol laut semakin berkembang dalam beberapa tahun terakhir ini. Kehadiran tol laut tidak hanya terbatas pada pengangkutan barang, tetapi juga untuk meningkatkan konektivitas penumpang antara satu wilayah dan wilayah lainnya. Hal ini menunjukkan perlunya infrastruktur yang mendukung pertumbuhan transportasi laut di Indonesia.
Salah satu contohnya adalah Pelabuhan Depapre di Jayapura, Papua, yang kini berfungsi sebagai pelabuhan untuk layanan muat kapal penumpang menuju berbagai kota di Papua dan Papua Barat. Sebelumnya, fokus program tol laut lebih banyak tertuju pada distribusi beras dari Selatan Papua ke daerah lainnya. Hal ini menggugah pertanyaan, bagaimana perubahan skema ini bisa memberikan manfaat yang lebih luas?
Pergeseran Fokus Pelayanan di Pelabuhan Depapre
Pengoperasian Pelabuhan Depapre awalnya menggunakan skema tol laut, yang kemudian dialihkan ke layanan bongkar muat penumpang. Menurut Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Jayapura, perubahan ini merupakan dampak dari terhentinya subsidi dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi Papua. Hal ini menunjukkan bagaimana kebijakan pemerintah dapat mempengaruhi operasional pelabuhan dan layanan yang ada.
Alfons Awoitauw, Kepala Dinas Perhubungan, menjelaskan bahwa biaya transportasi merupakan salah satu masalah yang dihadapi. Sebelumnya, kendaraan yang mengangkut beras dari Pelabuhan Depapre ke titik pengambilan di Jayapura mendapat dukungan subsidi. Namun, ketika subsidi tersebut dihentikan, Pelabuhan Depapre harus beradaptasi dengan menawarkan layanan penumpang. Sejak tahun lalu, aktivitas ini telah berjalan dan menunjukkan lonjakan permintaan dari masyarakat.
Masa Depan Tol Laut dan Pelabuhan Depapre
Minat masyarakat terhadap Pelabuhan Depapre menunjukkan tren positif. Menurut Alfons, animo masyarakat terus meningkat, yang menunjukkan prospek layanan penumpang di pelabuhan ini sangat menjanjikan. Dia juga menekankan pentingnya pengelolaan yang lebih profesional untuk meningkatkan pendapatan daerah.
Beberapa kapal seperti KM Sabuk Nusantara telah melakukan kegiatan bongkar muat penumpang dari Pelabuhan Depapre sejak 2024, dengan rute hingga Pelabuhan Teluk Wondama. Alfons mengungkapkan rencananya untuk berkoordinasi dengan pihak terkait guna mengembangkan pelabuhan ini agar lebih banyak kapal bisa bersandar dan melakukan pengangkutan penumpang. Dia optimis jika pengembangan ini terealisasi, pelabuhan ini akan dapat melayani ratusan penumpang sesuai kapasitas kapal.
Sebuah catatan penting pada Kamis, 5 Juni 2025, mencatat kedatangan Kapal Sabuk Nusantara 81 yang membawa 147 penumpang. Hal ini mengindikasikan pertumbuhan yang signifikan dalam penggunaan layanan pelabuhan. Dengan rencana pengembangan yang sedang berlangsung, diharapkan Pelabuhan Depapre akan semakin ramai di masa depan.
Dengan berbagai rencana dan strategi yang diterapkan, Pelabuhan Depapre berpotensi menjadi salah satu pelabuhan yang vital dalam mendukung konektivitas dan transportasi di Indonesia. Harapan akan perubahan ini tentu saja menggugah rasa optimisme untuk masa depan transportasi laut di Papua.